Presiden Jokowi resmi mengumumkan kenaikan BBM mulai dari pertalite, solar dan pertamax.
Harga Pertalite dari Rp 7650 per liter menjadi 10.000 per liter
Harga solar subsidi dari 5150 per liter menjadi 6800 per liter
Harga pertamax dari Rp 12500 per liter menjadi 14500 per liter
Kenaikan BBM ini sudah menjadi wacana yang dikemukakan sebelumnya dimana ini terkait membengkaknya anggaran subsidi energi yang mencapai Rp 502 Triliun serta kenaikan harga minyak dunia.
Jika kenaikan tidak dilakukan, maka anggaran ini akan semakin membengkak.
Disamping itu, pemulihan aktivitas ekonomi pasca pandemi juga turut berkontribusi terhadap membengkaknya alokasi subsidi BBM
Jika kita lihat dari sejarah, kenaikan BBM merupakan kejadian yang biasa terjadi dalam sejarah Indonesia.
Di era Gus Dur dan Megawati kenaikan BBM terjadi 4 kali, Gus Dur dua kali dan Megawati dua kali. Ini terjadi di rentang 2000-2003. Perhatikan kotak 1.
Di periode ini, IHSG bergerak sideways dan terjadi penurunan cukup dalam pada IHSG di tahun 2003 (-42.47%). Namun penurunan ini bukan lah disebabkan oleh kenaikan BBM tapi pengeboman JW Marriot dan Kuningan. _______________________________________________________________________________________________________________________________________________
Lalu di kotak kedua, di era SBY, 2003-2009 terjadi kenaikan 3 kali yaitu di 2005 dua kali dan sekali di 2008
Kenaikan 2008 adalah imbas dari krisis global Subprime Mortgage.
Koreksi terdalam di periode terjadi di tahun 2008 dimana IHSG turun -61.97% yang merupakan imbas krisis global Subprime Mortgage. _______________________________________________________________________________________________________________________________________________
Lalu di era Jokowi,dari 2014-2022 terdapat beberapa kali kenaikan harga BBM.
Penurunan terdalam di periode ini terjadi di tahun 2019 yaitu sebesar -40% yang disebabkan oleh Covid 19. _______________________________________________________________________________________________________________________________________________ Jadi berdasarkan 3 kotak di atas dimana terjadi kenaikan harga BBM, penurunan terdalam terjadi karena
Aksi pengeboman JW Marriot dan Kuningan. (-42-47%)
Krisis Global 2008 (-61.97%)
Covid 19 (-40%)
Dengan kata lain, penurunan terdalam IHSG terjadi karena sentimen mengenai isu keamanan dan ekonomi global bukan kenaikan BBM.
Jadi berdasarkan data masa lalu, sentimen kenaikan BBM bukanlah sentimen yang mampu membuat IHSG mengalami penurunan dalam.
Yang perlu lebih diperhatikan adalah sentimen seperti ekonomi global dan regional, inflasi serta kenaikan suku bunga atau mungkin potensi krisis sektor properti China.
Note
IHSG mengalami kenaikan sejak pengumuma kenaikan BBM. Tulisan ini bisa dijadikan catatan atau pelajaran di masa depan bahwa jika terjadi lagi kenaikan BBM, IHSG tidak akan begitu terpengaruh.
The information and publications are not meant to be, and do not constitute, financial, investment, trading, or other types of advice or recommendations supplied or endorsed by TradingView. Read more in the Terms of Use.